Bangsa kita saat ini sedang
belajar menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Proses pendidikan itu akan
lebih efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan
formal. Usia balita (bawah lima tahun) serta usia anak-anak adalah saat yang
tepat untuk mengawali proses belajar berdemokrasi. Di bawah ini panduan yang
dapat membantu orang tua menanamkan nilai-nilai demokrasi dalam diri anak:
- Berikan perhatian dengan serius pada anak yang sedang berusaha menyampaikan perasaan, pendapat, atau cerita dengan cara memandangnya.
- Usahakan untuk mendengarkan pembicaraan mereka selalu dengan kontak mata serta memberikan ekspresi yang sesuai. Jangan menunjukkan rasa geli, misalnya dengan menertawakan bila anak tidak mengharapkannya karena dia akan mengira Anda meremehkannya.
- Sebelum memberikan hukuman, berikan kesempatan pada anak untuk menjelaskan duduk persoalannya, kemudian berikan hukuman sesuai dengan kesalahannya disertai penjelasan mengapa hukuman harus diberikan. Hindari hukuman fisik.
- Hindari kesan memerintah dalam meminta si anak untuk melakukan sesuatu. Gunakanlah kata “tolong”. Dengan kata “tolong”, hal yang kita sampaikan lebih bersifat ajakan ketimbang perintah.
- Libatkan anak dalam pengambilan keputusan seperti misalnya dalam menentukan menu makanan, tujuan rekreasi, program TV atau VCD yang sesuai dengan usia mereka untuk menghindari kesan mendikte.
Khusus untuk para guru, hal-hal
berikut bisa dilakukan:
- Jadikan siswa sebagai subjek atau teman dalam proses belajar-mengajar. Berikan mereka kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam menjawab suatu pertanyaan.
- Sebagai pendidik, belajarlah lapang dada dalam menerima kritik murid.
- Bersikaplah adil, terbuka, konsisten, dan bijaksana dalam memberikan hukuman kepada murid yang bersalah.
- Hindari mencaci-maki atau memarahi murid di hadapan teman-temannya, karena harga diri mereka akan terkoyak. (Hedwig Maria)