Jenis, rasa, dan penyebab sakit kepala banyak macamnya. Nampaknya saja
sepele, tetapi hendaknya jangan dianggap enteng. Siapa tahu sakit kepala itu
gejala penyakit tertentu.
Gending peperangan ditabuh bertalu-talu,
mengiringi dua raksasa yang sedang bertarung. Tiba-tiba, ”Aduuuuh, sirahku cekot-cekot (kepalaku berdenyut-denyut)!” Ki
dalang memijat-mijat pelipisnya. Perang tanding berhenti. Begitu menenggak
obat, ia pun berseru, “Oyee.....!”. Cekot-cekot
di kepala ki dalang nampaknya kontan amblas. Peperangan diteruskan. Tetapi
sehabis itu muncul pesan, “Kalau sakit berlanjut, segera hubungi dokter!”
Itu lakon singkat sebuah pariwara produk obat sakit kepala di televisi.
Yang menarik, ki dalang tiba-tiba kok menghentikan permainannya di tengah
pertunjukan hanya karena cekot-cekot
kepalanya. Ini tak lazim. Tetapi biar saja. Itu urusan mereka yang mengerti
soal etika pedalangan. Yang lebih menarik buat kita adalah pesan yang bijak
itu: kalau sakit kepala tak junjung reda, meski sudah minum obat, harus
cepat-cepat ke dokter.
Pusing gara-gara utang
Sakit kepala, puyeng, pusing, pening, atau apapun istilahnya, memang
sangat mengganggu. Cetusan rasanya macam-macam. Kliyengan atau sempoyongan, nyeri separuh kepala, pegal, mabuk,
kepala serasa diputar-putar, atau cekot-cekot
seperti ki dalang. Lalu masih seabrek rasa pusing lainnya yang seringkali sulit
diucapkan dengan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana persisnya rasa sakit
itu menyerang.
Walaupun sakit kepala sangat mengganggu kesibukan sehari-hari, sebagian
besar tidak berhubungan dengan penyakit yang serius. Bahkan beberapa di
antaranya hilang setelah beristirahat cukup di ruang yang tenang, apalagi
dengan diiringi musik yang mengalun lembut. Atau mereda setelah makan obat
bebas yang tersedia di rumah.
Yang paling sering dialami, menurut para peneliti, ialah sakit kepala
yang berhubungan dengan ketegangan atau kontraksi saraf yang acapkali berkaitan
dengan stres. Rasa sakit yang terjadi cenderung menetap. Sakitnya terasa sampai
ke pelipis, leher, atau tengkuk. Ada kalanya terasa seolah-olah pusing
mengitari seluruh kepala.
Pusing kepala akibat ketegangan bisa menyerang kapan saja. Tetapi
umumnya muncul ketika seseorang mengalami stres berat. Atau pada saat didera
rasa cemas atau khawatir yang berlebihan, misalnya gara-gara belum sanggup
bayar utang padahal sudah jatuh tempo, atau menanti suami yang tak kunjung
pulang ke rumah.
Cara mengusir sakit kepala seperti itu gampang. Bisa dengan
memijat-mijat bagian kepala secara perlahan-lahan, mandi air hangat, melakukan
gerakan teknik relaksasi, atau kegiatan apa pun yang dapat menghilangkan
kekhawatiran yang sedang dirasakan. Kalau peningnya tak tertahankan, untuk
sementara dapat diatasi dengan obat pusing yang tersedia di rumah.
Tetapi hendaknya berhati-hati dengan obat yang bikin mengantuk atau
memberikan refleksi lambat. Apalagi kalau harus mengendarai kendaraan bermotor
atau menjalankan mesin. Juga, obat seperti itu dianjurkan hanya dimakan dalam
jangka waktu pendek.
Pusing kepala memang bisa menyerang siapa saja. Ada contoh dari Amerika
Serikat, 20 juta penduduknya setiap tahun datang ke dokter dengan keluhan sakit
kepala.
Kapan mesti ke dokter?
Lalu sakit kepala macam apa yang perlu dicurigai sebagai pertanda
adanya penyakit cukup serius, sehingga harus segera ke dokter?
Tentunya yang tak sembuh setelah dihantam dengan obat yang bisa dibeli
bebas di warung-warung. Ciri obat bebas, pada kemasannya ada tanda lingkaran
hitam dengan warna biru di tengahnya. Namun, menurut beberapa ahli, Anda harus
segera memeriksakan diri ke dokter apabila menderita:
1.
Sakit kepala yang hebat dan datangnya mendadak.
2.
Sakit kepala yang diikuti kehilangan kesadaran,
pandangan kabur, sempoyongan sehingga serasa mau jatuh, terasa ada kelainan
pada saraf bagian kepala.
3.
Rasa pusing yang kambuh berulangkali sehingga
sangat mengganggu mata, pelipis, telinga, dll.
4.
Sakit kepala yang diikuti rasa kaku atau pegal
pada tengkuk atau leher bagian belakang.
5.
Sakit kepala yang diikuti demam.
6.
Sakit kepala yang sampai membangunkan tidur
Anda.
“Mengetahui apa penyebab pusing memang harus sangat teliti,” tutur dr.
Harry Hartono, dokter ahli saraf pada RS St. Carolus, Jakarta. Sebelum
pemeriksaan, menurut Harry yang setiap harinya selalu menjumpai pasien dengan
keluhan sakit kepala, ia mencoba mengorek informasi sedalam-dalamnya tentang
apa penyebab pusingnya. Lalu bagaimana persisnya rasa sakit yang diderita.
Apakah berdenyut-denyut, pusing berputar, pusing pegal, pusing sebelah, atau
yang lainnya.
Pertanyaan dilanjutkan, rasa pusingnya di bagian mana, sejak kapan,
lalu kapan saja kumatnya (selama dalam pekerjaan, di rumah, pagi atau sore,
selama haid, dll.). Dalam pemeriksaan juga diukur tekanan darah si pasien.
“Kalau setelah dikasih obat gejalanya hilang, si pasien masih dianjurkan
kembali untuk dicek lagi apakah sehabis makan obat masih kambuh. Kalau masih
kambuh, pasien perlu diperiksa lebih mendalam lagi.”
Gejala tumor otak
Tentu Anda tidak asing dengan istilah vertigo. Menurut dr. Harry
Hartono, sepertiga pasien yang datang memeriksakan diri ke ruang prakteknya
dengan keluhan pusing, menderita vertigo atau dizziness. Gejalanya, sempoyongan, terasa mau jatuh, diikuti mual
atau muntah-muntah.
Vertigo, menurutnya, memang merupakan sensasi atau perasaan seolah-olah
kita atau sekeliling kita yang berputar. Pusing macam ini, katanya, bukan
penyakit. Tetapi gejala suatu penyakit, stres, atau akibat benturan sehabis
kecelakaan (dalam posisi-posisi tertentu vertigo muncul selama beberapa detik
atau menit). Atau bisa juga terjadi karena gangguan pada telinga atau mata,
menelan obat yang tidak cocok, atau faktor “X” yang belum diketahui.
Perasaan berputar pada penderita muncul karena sistem keseimbangan
dalam otak terganggu. “Susunan saraf utama dalam otak adalah keseimbangan,”
jelas dr. Harry. Ada tiga sistem utama yang mengatur keseimbangan tubuh, yakni
sistem vestibuler (berkaitan dengan beranda vestibulum), sistem serebelum (otak
kecil), serta sistem korteks (lapisan luar) serebri dan batang otak.
Ada tiga gerakan yang dikendalikan dalam pemeliharaan keseimbangan
tubuh. Yakni gerakan volunter dan reflektoris dari kepala, leher, badan, dan
anggota gerak; gerakan volunter dan reflektoris dari bola mata; gerakan
involunter dari organ tubuh bagian dalam. Dengan mengetahui ketiga gerakan itu,
maka kita tahu mengapa gangguan keseimbangan –yang terjadi hanya pada orang
dewasa ini—menyebabkan rasa sempoyongan. Arahnya ke sisi yang terganggu,
diikuti gangguan pandangan mata yang seolah-olah gelap, serta gangguan organ
dalam yang menyebabkan mual atau muntah.
Ada dua macam vertigo, ringan dan berat. Pada kasus ringan yang
diderita sebagian besar pasien, menurut dr. Harry, tampak tidak ada kerusakan
pada organ tubuh. Kebanyakan pemicunya stress atau depresi. Tidak sulit
menghilangkan gejalanya, asal penderita mau mengatasi masalah yang dihadapi,
plus minum obat dari dokter.
Vertigo yang muncul ketika berganti posisi atau bangun tidur, bisa
diatasi dengan menghindari posisi penyebab munculnya. Lalu, sewaktu bangun,
jangan langsung berdiri. Bangun perlahan-lahan, duduk dulu sebentar, baru
berdiri. Kalau penyebabnya diduga karena gangguan telinga atau mata, harus
diperiksakan ke ahlinya.
Pada kasus vertigo berat tentu lebih rumit penanganannya, karena
menyangkut gangguan organ tubuh lain, seperti gejala stroke atau tumor otak.
Vertigo karena tumor (stadium 2 ke atas) ini umumnya rasa sakit kepalanya
berdenyut-denyut terus menerus dan pandangan mata ke arah samping kiri dan
kanan kabur atau gelap.
Vertigo juga bisa muncul karena terlalu banyak atau sedikit aliran
darah ke otak. Atau akibat perubahan tekanan cairan pada telinga bagian dalam,
atau tumbuhnya tumor di telinga. Sensasi sempoyongan juga dapat dialami orang
yang berdiri di ketinggian, atau bingung berada di tempat asing atau sangat ramai.
Ada pula yang mengeluh sempoyongan atau pusing sehabis menyantap
makanan enak, khususnya yang menggunakan terlalu banyak MSG (bumbu masak), arak
masak, terlalu berlemak atau pedas, dll. Hal itu, menurut dr. Harry, bisa
diatasi dengan menjauhi makanan yang menyebabkan pusing tadi setelah mengetahui
jenis makanannya.
Migren yang menjengkelkan
Sakit kepala yang terasa berdenyut-denyut pada satu sisi, serangannya
berulang dan berlangsung 4 - 72 jam,
dikenal dengan migraine (migren).
Intensitasnya bisa sedang sampai hebat disertai mual, adakalanya sampai takut
cahaya atau suara.
Banyak penderita migren mengalami gejala serangan distorsi dalam
bentuk, posisi, waktu, dan tempat yang aneh, dinamakan sinfrom Alice in
Wonderland. Gejala lain yang lebih parah, penglihatan berkunang-kunang, di
tengah lapang pandangnya muncul bintik yang terang benderang (disebut aura). Dalam beberapa saat bintik itu
menjadi sebesar telur yang menyebar ke samping kiri. Tampak kabur atau gelap di
tengahnya, dikelilingi cahaya terang. Bayangan ini setelah 5 menit memudar
perlahan-lahan. Tapi rasa nyeri di sebelah kepala mulai datang,
berdenyut-denyut disertai rasa mual, muntah-muntah. Ada kalanya disertai demam,
kepala serasa diputar-putar, diare, sakit perut, atau lengan dan kaki ikut
sakit dan para penderita sangat sensitif pada cahaya.
Migren macam ini disebut migren klasik, yang terjadinya mendadak dan
periodik. Biasanya aura itu hanya
berlangsung sebentar. Ada yang setelah muntah-muntah pusingnya hilang. Namun,
bila sakitnya lebih dari 1 jam, perlu dilakukan penelitian yang cermat. Bisa
jadi berhubungan dengan penyakit peredaran darah otak atau tumor otak.
Walaupun gejalanya berlainan, tapi semua pusing migren umumnya ada
hubungannya dengan pembuluh darah kepala dan leher. Sebab itu seringkali migren
disebut pusing vaskuler. Diduga migren disebabkan oleh penyempitan pembuluh
darah dan rasa sakit kepalanya akibat mengembangnya kembali pembuluh tersebut.
Apa penyebab perubahan pembuluh itu masih belum diketahui walaupun banyak peneliti
berpendapat, zat-zat kimia yang diproduksi dalam tubuh pada pembuluh darah
menjadi biang keladinya. Gangguan suplai darah ke otak yang mengakibatkan
perubahan ukuran pembuluh darah mana saja memang dapat menyebabkan sakit kepala
vaskuler tadi.
Pencetus migren bermacam-macam. Faktor pemicu bisa berupa perubahan
hormon, terutama berhubungan dengan masa haid atau penggunaan pil KB. Bisa juga
karena perubahan temperatur cuaca yang mendadak atau faktor emosi. Alergi dengan
manifestasi vaskuler yang menyebabkan migren, menurut penelitian di AS,
menjangkiti 2% penduduk. Antara lain karena debu industri, bahan-bahan
petrokimia serta makanan tertentu atau obat perangsang seperti pengawet daging,
MSG, kafein, coklat, keju, jagung, anggur, kerang, dll.
Menurut Robertson, seorang peneliti makanan (1995), bahan dalam makanan
penyebab migren adalah tyramin atau pressoramin. Sorot cahaya yang sangat
tajam dan wewangian keras atau asap rokok pun bisa menjadi pemicu. Menghindari pencetus
utamanya dapat mencegah serangan walaupun banyak penderita harus dibantu dengan
perawatan khusus. Hingga sekarang belum ada pengobatan khusus untuk migren,
walaupun sebagian besar faktor pencetus dapat dihindari atau dengan menggunakan
obat penghilang rasa sakit.
Anak-anak yang terserang migren (biasanya ringan) umumnya hanya diberi
obat penahan sakit. Sedangkan pada orang dewasa ditambah dengan obat lain. Pengobatan
yang paling manjur biasanya dengan mencegah serangan kalau sudah diketahui
penyebabnya, entah makanan, sinar matahari, sinar terang benderang, atau
secepat mungkin dihilangkan pada awal gejala.
Pada awal gejala obat yang diberikan misalnya ergotamine. Berfungsi mengerutkan
pembuluh sehingga akan menghilangkan rasa sakit karena pengembangan kembali
pembuluh tadi. Obat ini tidak boleh dikonsumsi mereka yang mengalami pengerasan
pembuluh, menderita tekanan darah tinggi, angina
pectoris (nyeri dada yang menandakan adanya penyumbatan pembuluh koroner
jantung). Apalagi mereka yang sudah menderita penyakit jantung koroner.
Namun ada migren yang secara alamiah menghilang sendiri. Mungkin karena
hidupnya sudah lebih tenang, cukup berolahraga, atau kualitas tidurnya lebih
baik.
Sakit kepala nampaknya sepele, tetapi jangan diabaikan. Siapa tahu itu
merupakan gejala suatu penyakit tertentu. Mengamati kapan munculnya gejala dan
mencari penyebabnya akan memudahkan cara mengatasinya. (Nanny Selamihardja)
SEGA “PENGOCOK” KEPALA
Untuk
mengobati pasien yang terganggu sistem keseimbangannya, para ilmuwan yang tergabung
dalam Dewan Peneliti Medis di Inggris kini mencoba menggunakan simulator
pesawat terbang. Pasien yang sudah masuk ke ruang simulator, lalu diputar-putar
oleh komputer. Dengan cara ini otak dipaksa mempelajari kembali bagaimana harus
bereaksi terhadap gerakan.
Simulator ini juga dapat membantu 20% penderita vertigo berat yang
disebabkan oleh kotoran yang bertumpuk dalam telinga bagian dalam. Goyangan-goyangan
keras alat ini konon dapat melepaskan kotoran dalam telinga, yang kemudian akan
“hanyut” ke dalam selaput di antara telinga dan otak. Di tempat itu kotoran
tidak akan membawa akibat apa pun.
“Cara ini ibarat mengguyur permukaan tempat cuci piring, lalu menyiram
semua kotorannya ke dalam lubang,” kata Michael Gresby, yang bekerja pada
proyek RS Nasional untuk bedah dan penyakit saraf di London, Inggris. Dokter dapat
juga “mengocok” kepala pasien ke arah tertentu, tapi toh ada kalanya tidak
tepat. Dengan bantuan simulator, diharapkan pengobatan akan lebih tepat. Mesin
ini ternyata hasil modifikasi perangkat lunak Sega R 360, yang terkenal dengan
berbagai program permainannya itu. (Nn)
Sumber: Rubrik
Terapi di Majalah Intisari, No. 391,
Februari 1996. Hal. 36-37
Foto:
wisegeek.com