Monday, August 18, 2014

Apakah yang dimaksud dengan Pasteurisasi?


Mesin pasteurisasi susu

Pada tahun 1864, seorang pria berkebangsaan Perancis yang bernama LouisPasteur menemukan bahwa cairan-cairan seperti susu bisa dipanaskan hingga mencapai suhu sedikit dibawah suhu mendidih dan dipertahankan beberapa saat dalam suhu tersebut untuk memusnahkan bakteri-bakteri yang sangat merugikan. Proses ini disebut pasteurisasi berdasarkan nama Louis Pasteur sebagai penghargaan atas sumbangannya yang besar bagi keamanan pangan dan teori tentang penyakit. Saat ini di toko-toko makanan Anda bisa menemukan beraneka ragam produk yang melalui proses pasteurisasi seperti susu, jus, susu non-dairy, dan berbagai produk makanan sejenis itu. Banyak negara yang mensyaratkan bahwa makanan harus melewati proses pasteurisasi terlebih dahulu demi keamanannya.

Proses pasteurisasi didasarkan pada prinsip bahwa bakteri-bakteri yang merugikan bisa dibunuh dengan pemanasan. Cara paling efektif untuk membunuh bakteri adalah dengan mendidihkan air, namun hal ini akan merusak aroma dari cairan yang direbus itu. Pasteurisasi menjadi pemecahan masalah tersebut, yaitu dengan menjaga aroma tetap enak sekaligus membuat makanan menjadi lebih aman untuk dikonsumsi. Selain meminimalisir resiko penyakit, pasteurisasi juga membuat makanan lebih awet dan tidak mudah busuk, yang artinya produk-produk susu dan jus segar bisa menjadi tersedia bagi lebih banyak orang.


Ada dua metode utama dalam pasteurisasi: pertama, cairan bisa dipanaskan hingga 145 derajat Fahrenheit (atau 63 derajat Celsius) dan dipertahankan pada suhu itu selama setidaknya tiga puluh menit, atau kedua, cairan itu bisa dipasteurisasi secara singkat pada suhu 161 derajat Fahrenheit (atau setara 72 derajat Celsius) setidaknya selama 16 detik. Pasteurisasi bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah metode kontinyu dimana cairan mengalir melewati sebuah sistem pasteurisasi, atau pun dengan menggunakan metode satu-satu dimana kumpulan cairan dipasteurisasi satu per satu. Pasteurisasi kontinyu lebih populer di kalangan produksi berskala besar sebab proses ini tidak memperlambat alur pasokan produk.

Pasteurisasi harus dilakukan dengan menggunakan peralatan yang bersih. Apabila bakteri masuk ke dalam cairan setelah cairan itu dipasteurisasi, maka bakteri bisa berkoloni di dalamnya dan berpotensi menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh makanan. Untuk alasan inilah, perusahaan-perusahaan yang melakukan pasteurisasi biasanya menjadi sasaran inspeksi rutin untuk memastian bahwa peralatan yang mereka gunakan adalah peralatan yang aman dan cairan yang telah mereka pasteurisasi mendapatkan penanganan yang tepat.

Setelah pasteurisasi, bakteria sebenarnya bisa tetap muncul. Maka pentinglah untuk memastikan bahwa makanan ditangani secara aman dan disimpan dengan baik selama proses pasokannya, dari mulai berbentuk bahan dasar dari hewan, buah, atau sayuran hingga makanan itu kelak dimakan. Sebagian besar hal ini dilakukan dengan cara memasukkan makanan ke dalam pendingin setelah melewati proses pasteurisasi. Makanan disimpan dalam lemari pendingin sampai makanan itu dikirimkan dengan truk-truk berpendingin ke toko-toko penjual makanan yang akan menyimpan makanan itu di lemari pendingin sampai konsumen membelinya. Konsumen rumahan bertanggungjawab pada penanganan selanjutnya yang berkaitan dengan suhu penyimpanan untuk menjamin makanan yang mereka makan itu aman.


Detail artikel:
Penulis: Mary McMahon
Penyunting: O. Wallace
Tanggal terakhir perubahan data: 20 Juli 2014
Hak cipta : 2003-2014 Conjecture Corporation
Sumber: wisegeek.com
Foto: foodsafetynews.com

Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?

Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...