Sebelum seseorang dilahirkan, jantungnya sudah dapat
berdetak dan jantung itu akan terus berdetak selama hayat dikandung badan. Jika
kita hitung jantung orang berdetak 60 kali setiap menit, maka jantung seorang
kakek berusia 80 tahun telah berdetak kira-kira 2.400 juta kali!
Bahwasanya jantung orang dapat
terus menerus berdetak karena jantung itu sendiri berbeda jika dibandingkan
dengan organ-organ dalam tubuh lainnya. Di dalam jantung terdapat seperangkat
jaringan khusus yang masing-masing disebut benjol serambi jantung (nodus sinoatrialis), benjol telinga
bilik-jantung (nodus auriculoventricularis)
dan ikatan His. Ikatan His terbagi lagi menjadi banyak cabang kecil yang
bagaikan jala, meliputi bagian dalam oto bilik jantung sebelah kiri dan kanan.
Jaringan khusus itu memiliki keunikan tertentu yang dapat dengan otomatis
memberi isyarat dan menimbulkan eksitasi pada otot jantung dan dengan begitu
menyebabkan jantung berdetak.
Pernah para ilmuwan membius
seekor anjing kecil dan kemudian mengeluarkan jantungnya, lalu menuangkan zat
cair yang hangat dan banyak mengandung oksigen ke dalam pembuluh nadi tajuk
jantungnya supaya otot jantungnya mendapat zat gizi. Ternyata dengan eksperimen
seperti itu, jantung anjing kecil tersebut dapat terus berdetak sampai beberapa
jam lamanya. Sebelum anak ayam menetas, jantungnya pun sudah mulai berdetak,
sekalipun jaringan urat sarafnya masih belum tumbuh sampai ke jantungnya.
Dari contoh di atas dapatlah kita
mengetahui bahwa detak jantung ditimbulkan oleh jantung itu sendiri dan jelas
bukan bersandar pada bagian tubuh lainnya yang manapun. Sama juga halnya dengan
jantung manusia. Dalam keadaan normal, kegiatan jantung orang diatur oleh
benjol serambi jantung dan karena itu disebut “titik debar”. Impuls yang
dikeluarkan oleh “titik debar” mencapai otot serambi jantung. Bersamaan dengan
itu juga mencapai benjol telinga bilik jantung, lalu menyusur ikatan His dan
cabangnya mencapai otot bilik jantung.
Kalau begitu, apakah kegiatan
jantung sedikit pun tidak ada hubungannya dengan urat syaraf?
Tentu saja ada dan hubungan itu
tidaklah sederhana! Titik debar jantung membangkitkan impuls dengan berirama
tetap. Akan tetapi, kapankah jantung perlu berdetak lebih cepat dan kapan pula
perlu berdetak agak lambat sedikit, kesemuanya itu bergantung pada pengaturan
urat syaraf. Urat syaraf yang terdapat di bagian jantung adalah saraf kelana (nervus vagus) dan saraf simpatik (nervus sympathicus). Suatu rangsangan
pada saraf kelana dapat menyebabkan titik debar mengalami inhibisi dan
menjadikan jumlah detakan jantung melambat. Sedangkan rangsangan pada saraf
simpatik dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat. Oleh karena itu pada
waktu tidur detak jantung selalu agak lambat, sedangkan pada saat emosi
seseorang berada dalam keadaan eksitasi atau sedang bekerja berat, dan detak
jantungnya menjadi agak cepat. Ini merupakan suatu bukti bahwa detak jantung
selalu diatur oleh urat saraf. Biasanya kedua urat saraf tersebut selalu berada
dalam keadaan seimbang dan dengan sendirinya perbedaan detak jantung juga tidak
terlalu besar.
Selain faktor urat saraf, juga
masih terdapat berbagai faktor zat cair badan yang mempunyai efek regulasi
terhadap kegiatan jantung, seperti halnya dengan hormon dan peristiwa pula
embelan otak (hypophysis cerebri),
kulit kelenjar adrenal dan zat sumsum serta kelenjar gondok (glandula thyreoidea). Begitu juga
elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium, magnesium, dan lain-lain.
Ditinjau dari segi tersebut,
meskipun berdetaknya jantung terutama ditentukan oleh jantung itu sendiri,
namun juga terpengaruh oleh faktor lain dalam tubuh manusia.