Di mana-mana dalam tubuh Anda terdapat semacam “sungai” yang
mengalir terus dan sungai itu disebut sebagai “pembuluh darah”. Sementara, di
dalam sungai itu tak henti-hentinya mengalir “air sungai” berwarna merah yang
dinamakan darah.
Bilamana di bagian kulit Anda
yang mana saja terdapat luka tergarut, di sana pula darah berwarna merah akan
merembes ke luar. Namun anehnya, darah itu setelah keluar dari dalam kulit
dapat segera membeku sendiri dan dengan demikian menutup “celah tanggul” bagian
kulit yang terbuka tadi.
Bahwasanya darah dapat secara
otomatis menutup “celah tanggul” itu adalah karena di dalam darah terdapat
trombosit yang tak terbilang jumlahnya.
Trombosit dan sel darah putih
hanya merupakan 0,5% dari jumlah total darah dalam tubuh manusia. Namun
trombosit teramat lembut dan merupakan yang terkecil dalam sel darah. Satu
milimeter kubik darah mengandung trombosit sebanyak 100-300 ribu.
Cara trombosit menyentuh luka
pada kulit juga sangat menarik. Begitu mengalir keluar dari pembuluh darah,
segera ia memecah-belah dan mengeluarkan faktor trombosit dan trombokinase
plasma yang dengan bantuan ion kalsium dapat mengadakan saling aksi dan
membentuk trombokinasi. Dan setelah adanya saling aksi ion kalsium dan
trombokinase, maka protombin dalam darah berubah menjadi trombin yang sedikit
jumlahnya; sedangkan fibrinogen dalam plasma setelah mengalami saling aksi
trombin dan faktor trombosit, maka berubahlah ia menjadi fibrin yakni zat padat
berurat jala. Fibrin ini tak ubahnya dengan “semen” dalam tubuh manusia. Ia
dapat segera membeku menjadi serat satu per satu yang halus dan panjang.
Begitulah, fibrin itu silang menyilang dan bertumpukan sehingga pada akhirnya
mampu menutup “celah tanggul” dan darah tidak lagi mengalir ke luar. Setelah
lewat beberapa hari, menggumpallah ia menjadi keropeng luka yang keras.
Trombosit bukan hanya dapat
menyembuhkan luka tergarut pada kulit, akan tetapi juga mampu memperbaiki
kerusakan yang timbul pada dinding pembuluh darah.