Gambaran Tlaloc dalam Codex Rios, akhir abad ke-16. |
Tlaloc
adalah sosok dewa utama dalam agama bangsa Aztec, ia adalah dewa hujan,
kesuburan, dan air. Tlaloc adalah dewa pemurah yang memberikan kehidupan dan
rezeki, tapi ia juga ditakuti akan kemampuannya menurunkan hujan es, kilat, dan
guntur, dan karena ia adalah penguasa elemen air yang kuat. Dalam ikonografi
Aztec biasanya ia digambarkan dengan mata yang melotot dan taring. Ia diasosiasikan
dengan gua-gua, mata air, dan gunung. Tlaloc dikenal suka meminta kurban
anak-anak.
Dalam kosmologi
Aztec, keempat penjuru alam semesta ditandai oleh “empat Tlaloc” yang menyangga
langit dan berfungsi sebagai bingkai perjalanan waktu. Tlaloc adalah pelindung
hari kalender Mazatl dan trecena Ce Quiyahuitl (1 hujan). Dalam mitologi Aztec,
Tlaloc adalah penguasa matahari ketiga yang dihancurkan oleh api.
Di ibu
kota bangsa Aztec, Tenochtitlan, salah satu dari dua tempat pemujaan yang ada
di puncak Kuil Besar dipersembahkan untuk Tlaloc. Pendeta Utama yang
bertanggung jawab di tempat pemujaan bagi Tlaloc disebut "Quetzalcoatl
Tlaloc Tlamacazqui". Meskipun demikian, tempat pemujaan yang paling
utama bagi Tlaloc ada di puncak Gunung Tlaloc, sebuah gunung setinggi 4.100
meter yang ada di tebing Lembah Meksiko. Di tempat ini penguasa bangsa Aztec
datang dan melakukan upacara penting setahun sekali, dan sepanjang tahun para
peziarah diberi sedekah batu-batu permata dan patung-patung berharga di tempat
pemujaan itu.
Di Coatlinchan,
sebuah patung besar seberat 168 ton ditemukan dan diduga patung ini
menggambarkan Tlaloc. Beberapa pakar yakin bahwa patung tersebut bukanlah
Tlaloc akan tetapi kemungkinan saudara perempuannya atau dewa perempuan lain. Patung
ini kemudian dibawa ke National Museum of Anthropology di Kota Meksiko pada
tahun 1964.
Etimologi
Tlaloc abad ke-17 |
Tlaloc
juga diasosiasikan dengan dunia orang mati yang berair dan juga dengan bumi.
Nama Tlaloc diduga diturunkan dari kata tlālli dalam bahasa Nahuatl yang berarti “bumi”,
dan artinya telah diinterpretasikan sebagai “jalan di bawah tanah”, “gua yang
panjang”, atau “ia yang terbuat dari tanah”. J. Richard Andrews mengartikannya
sebagai “orang yang berbaring di tanah”, mengidentifikasi Tlaloc sebagai awan
yang berada di puncak gunung. Nama lain dari Tlaloc adalah Tlamacazqui (‘Sang
Pemberi’) dan Xoxouhqui (‘Yang Hijau’), dan (dalam bahasa Nahua Veracruz kontemporer)
Chaneco.
Mitologi
Awalnya
Tlaloc menikahi Xochiquetzal, dewi bunga-bunga, namun kemudian Tezcatlipoca
menculik istrinya itu. Kemudian Tlaloc menikahi dewi Chalchiuhtlicue, “Wanita
yang memakai baju Giok”. Dalam kosmografi mitos Aztec, Tlaloc menjadi penguasa
lapis keempat “Dunia Atas”, atau surga, yang disebut Tlalocan (“tempatnya
Tlaloc”) dalam beberapa manuskrip Aztec, seperti manuskrip Vaticanus A dan
Florentine. Digambarkan sebagai tempat yang musim seminya tak pernah berakhir
dan sebuah surga berisi tanaman-tanaman hijau, Tlalocan adalah tujuan di
kehidupan setelah kematian bagi mereka yang mati karena menjadi korban fenomena
yang berkaitan dengan air, seperti tersambar petir, tenggelam, dan akibat
penyakit yang menular lewat air (Miller dan Taube, 1993).
Perkawinannya
dengan Chalchiuhtlicue melahirkananak Tecciztecatl. Ia memiliki seorang kakak
perempuan bernama Huixtocihuatl. Dalam kepercayaan Aztec, ia menguasai lebih
dari tiga perlima dunia. Dalam mitologi Salvadoran, ia juga merupakan kakek
dari Cipitio.
Ritus dan
Ritual
Gambaran Tlaloc di Teotihuacan |
Orang-orang
yang mati di dalam air atau kematiannya terkait dengan cuaca seperti tenggelam,
tersambar petir, dan terserang penyakit yang menular lewat air (lepra, dropsy,
scabies, dan gout) dipercaya akan memasuki Tlalocan setelah mereka meninggal,
demikian halnya dengan orang-orang yang tubuhnya kerdil (sebab kekerdilan tubuh
mereka dianggap sebagai sebuah hubungan dengan Tlaloque). Mayat orang yang mati
dan dipercaya akan masuk Tlalocan tidak dikremasi sebagaimana biasanya akan
tetapi dikubur di dalam tanah dengan disertai benih yang ditanam pada muka
mereka dan cat warna biru menutupi wajah mereka. Mayat mereka dibungkus kertas
dan sebuah tongkat penggali untuk bertanam ditaruh di tangan mereka.
Tempat pemujaan
kedua di puncak piramida di Tenochtitlan didedikasikan bagi Tlaloc. Baik tempat
pemujaannya maupun tempat pemujaan untuk Huitsilopochtli yang berada di
sebelahnya, keduanya menghadap ke barat. Pengurbanan dan ritus berlangsung di
kuil-kuil ini. Bangsa Aztec percaya bahwa Tlaloc tinggal dalam gua-gua di
gunung, sehingga tempat pemujaannya di piramida di Tenochtitlan disebut sebagai
‘tempat tinggal gunung’. Banyak sesaji yang secara teratur diletakkan di
depannya, khususnya persembahan yang berkaitan dengan air seperti batu giok,
kulit kerang, dan pasir. Gunung Tlaloc, mahkota dari tempat pemujaan Tlaloc,
terletak tepat di timur piramida. Jauhnya persis 44 mil dan sebuah jalan
panjang menghubungkan kedua tempat pemujaan itu. Di atas gunung itu terdapat
sebuah tempat pemujaan yang berisi batu replika gunung itu sendiri dan
puncak-puncak gunung di sekitarnya. Tempat pemujaan ini disebut Tlalocan,
merujuk pada nirwana. Di dalam dinding tempat pemujaan itu juga dijumpai empat
teko berisi air. Setiap teko akan memiliki dampak yang berbeda jika disiramkan
kepada tanaman; satu akan membawa panen yang baik, lainnya akan membusukkan
tanaman, yang ketiga akan mengeringkan tanaman dan yang keempat akan
membekukannya. Upacara pengurbanan yang dilakukan di tempat ini diduga dilakukan
untuk menyambut hujan pertama.
‘Atlcahualo’
dirayakan dari tanggal 12 Februari hingga tanggal 3 Maret. Dipersembahkan kepada
Tlaloque, veintena ini melibatkan
pengurbanan banyak anak-anak di puncak gunung keramat itu. Anak-anak yang
dikurbankan dihias dengan indah, dipakaikan baju ala Tlaloc dan Tlaloque. Di atas
tandu yang bertaburkan bunga dan bulu-bulu; dikelilingi oleh para penari,
anak-anak itu diangkut ke sebuah tempat pemujaan dan jantung mereka akan
dicabut oleh para pendeta. Jika, dalam perjalanan menuju altar, anak-anak itu
menangis, air mata mereka akan dianggap sebagai tanda hujan yang melimpah akan
turun tak lama lagi. Setiap festival Atlcahualo, tujuh anak dikorbankan di dan
disekitar danau Texcoco di ibukota Aztec. Mereka adalah para budak atau anak
kedua dari orang bangsawan.
Mirip dengan
hal itu, festival Tozoztontli (24 Maret -
12 April) juga melibatkan pengurbanan anak dengan jumlah yang lebih
banyak. Selain itu, persembahan dilakukan di dalam gua. Kulit kurban yang telah
dikuliti dan dipakai oleh para pendeta selama 12 hari sebelumnya akan
dilepaskan dan diletakkan di gua magis yang gelap ini.
Veintena
musim dingin Atemoztli (9 Desember – 28 Desember) juga dipersembahkan untuk
Tlaloque. Periode ini mengawali sebuah musim penghujan yang penting dan
patung-patung mereka dibuat dari adonan bayam. Gigi mereka terbuat dari biji
labu dan mata mereka terbuat dari kacang polong. Jika patung-patung ini telah
dihias, diberi kopal dan wewangian serta jampi-jampi, makanan disajikan di
hadapan patung-patung itu.
Setelah itu,
dada patung ini dibuka, ‘jantung’nya diambil dan, akhirnya, tubuh mereka
dipotong-potong dan dimakan. Hiasan-hiasan yang dipakai untuk menghias
patung-patung itu diambil dan dibakar di teras rumah-rumah. Di hari terakhir
veintena, orang-orang mengadakan perayaan dan makan bersama.
Dewa-dewa
yang berkaitan dengannya
Bukti-bukti
arkeologis mengindikasikan bahwa Tlaloc disembah di Amerika Tengah bahkan
sebelum bangsa Aztec tiba di wilayah itu pada abad ke-13 M. Ia merupakan dewa
utama di Teotihuacan setidaknya 800 tahun sebelum kedatangan bangsa Aztec. Hal ini
menyebakan dewa hujan manapun yang memiliki mata melotot disebut “Tlaloc”
meskipun dalam beberapa kasus sebenarnya belum diketahui sebutan untuk
dewa-dewa lain itu dalam kebudayaan yang berbeda, dan kita tahu bahwa Tlaloc juga
memiliki sebutan yang berbeda (misalnya, versi bangsa Maya mengenalnya sebagai
Chaac dan dewa Zapotec sebagai Cocijo.
Daftar
Pustaka
Andrews, J. Richard (2003). Introduction
to Classical Nahuatl (revised ed.). Norman: University of Oklahoma Press. ISBN 0-8061-3452-6. OCLC 50090230.
Iwaniszewski, Stanislaw;
Iwaniszewski, Stanislaw (June 1994). "Archaeology and Archaeoastronomy of
Mount Tlaloc, Mexico: A Reconsideration". Latin American Antiquity (Washington,
DC: Society for American Archaeology) 5
(2): 158–176. doi:10.2307/971561. ISSN 1045-6635. JSTOR 971561. OCLC 54395676.
López Austin, Alfredo (1997). Tamoanchan,
Tlalocan: Places of Mist. Mesoamerican Worlds series. translated by Bernard
R. Ortiz de Montellano and Thelma Ortiz de Montellano. Niwot: University Press of Colorado. ISBN 0-87081-445-1. OCLC 36178551.
Miller, Mary;
and Karl Taube (1993). The Gods and Symbols of Ancient Mexico and the Maya:
An Illustrated Dictionary of Mesoamerican Religion. London: Thames
& Hudson. ISBN 0-500-05068-6. OCLC 27667317.
Diterjemahkan dari en.wikipedia.org