Sunday, December 18, 2011

SIAPAKAH BANGSA AZTEC?


Bangsa Aztec adalah orang yang tinggal di sebuah lembah di Meksiko tengah di abad ke-14. Kata ‘Aztec’ diambil dari Aztlán, sebuah tempat mitologis yang berada disebelah utara kerajaannya, tempat yang diyakini oleh bangsa Aztec sebagai tempat asal mereka. Orang-orang Aztec sendiri menyebut diri mereka sebagai Mexica, sebuah istilah yang masih diperdebatkan apakah dari istilah inilah nama Meksiko modern diturunkan.
Bangsa Aztec mengikuti sebuah ramalan hingga mereka berangkat ke tepi Danau Texcoco. Dewa matahari mereka, Huitzilopochtli, mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka menjumpai seekor elang yang sedang bertengger di atas kaktus dan sedang memakan seekor ular, maka disitulah mereka harus membangun kota mereka. Menurut legenda inilah Tenochtitlan dibangun di atas Danau Texcoco, yang kelak di kemudian hari menjadi cikal bakal Kota Meksiko modern.
Bangsa Aztec pindah ke sebuah wilayah berpenghuni dan mereka tidak diterima oleh orang-orang yang telah ada di wilayah itu. Mereka dianggap sebagai orang-orang barbar oleh orang-orang Toltec dan yang lainnya di wilayah itu, akan tetapi dengan cepat mereka mengasimilasi kebudayaan tetangga-tetangga mereka. Melalui penaklukkan dan perkawinan silang, mereka menciptakan sebuah kekaisaran yang didirikan di atas dasar upeti, alih-alih kesetiaan sejati dan pengaturan yang umum. Tak diragukan lagi, hal inilah yang membuat mereka menjadi mangsa empuk untuk ditaklukkan oleh penjajah Eropa di abad ke-16.
Masyarakat Aztec adalah masyarakat yang sangat terstruktur dan memiliki lapisan bangsawan, pendeta, prajurit, dan petani. Perbudakan merupakan hal yang umum, namun tidak diwariskan ataupun berlaku seumur hidup. Para prajurit memperoleh status sesuai jumlah tawanan yang mereka peroleh, bukan melalui jumlah ‘musuh’ yang mereka bunuh. Para tawanan digunakan sebagai barang dagangan dan kurban.
Selama beberapa waktu bangsa Aztec mencapai tingkat peradaban yang maju dimana jumlah puncak populasi Tenochtitlan melampaui jumlah kota manapun yang ada di Eropa pada masa itu. Mereka memiliki bahasa tulis yang telah berkembang dengan baik, kesenian, syair, kalender yang rinci, serta sains. Namun aspek dari kebudayaan mereka yang paling menarik adalah sistem kurban manusia. Sebagian besar kebudayaan Amerika Tengah yang sezaman dengan mereka juga mempraktekkan berbagai bentuk kurban, akan tetapi reputasi bangsa Aztec akan hal ini mampu mengalahkan semua kebudayaan yang ada saat itu.
Bangsa Aztec meyakini bahwa dewa-dewa mereka membutuhkan darah manusia, sebagai bayaran atas darah dewa yang tertumpah dalam penciptaan manusia, misalnya, atau untuk menjamin bahwa matahari akan terus memberikan cahayanya sepanjang tahun depan. Dewa matahari Huitzilopochtli merupakan pusat sebagian besar ritus kurban itu, meskipun dewa-dewa Aztec lainnya juga mendapatkan persembahan yang sama. Pengurbanan setidaknya terjadi dalam delapan belas festival tahunan, dan biasanya terdiri dari adegan dimana kurban dipaksa mendaki tangga piramida hingga puncak dan disana ia akan ditangani oleh pendeta yang akan mengeluarkan jantung mereka. Mayatnya akan digelindingkan ke bawah sementara jantungnya akan dibakar sebagai sesaji kurban. Laporan mengenai delapan puluh ribu tawanan yang dikorbankan dalam perayaan selama empat hari sulit untuk dipercaya kebenarannya dan dipandang sebagai dilebih-lebihkan.
Para antropolog masih belum sepakat mengenai kanibalisme yang konon ada di bangsa Aztec; beberapa di antara antropolog itu, antara lain Marvin Harris yang terkenal, mengklaim bahwa mayat korban pengurbanan itu secara ritual dijagal dan dimutilasi untuk kemudian dimakan oleh kaum elit. Praktek ini, menurut beberapa ahli, dilakukan untuk mengatasi kekurangan protein yang disebabkan oleh perburuan yang berlebih-lebihan di wilayah itu. Ahli lain mengatakan bahwa bukti mengenai kanibalisme itu sebenarnya dilakukan dan dilebih-lebihkan oleh bangsa Spanyol dengan maksud mencari pembenaran atas penaklukkan mereka.
Apapun itu, peradaban Aztec ditaklukkan oleh para konkuistador Spanyol yang dipimpin oleh Cortez (atau disebut juga Cortes) di tahun 1521. Para kolonis yang muncul setelah para penjajah selama beberapa dasawarsa sesudahnya berhasil menekan dan akhirnya melenyapkan kebudayaan dan bahasa Aztec.

Detail Artikel
Ditulis oleh: Jane Harmon
Penyunting: R. Kayne
Tanggal Modifikasi Terakhir: 05 September 2011
Hakcipta dilindungi:
2003-2011 Conjecture Corporation

diterjemahkan dari wisegeek.com

Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?

Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...