Anda jengkel dengan keadaan yang ada sekarang dan berpendapat bahwa
semua hal yang terjadi adalah karena pemimpin Anda tidak punya kharisma?
Kharisma atau karisma, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia terbitan Balai Pustaka, berarti: keadaan
atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal
kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari
masyarakat terhadap dirinya; atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas
kepribadian individu. Dengan demikian, kharisma adalah kualitas yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin sebab tanpa adanya kharisma niscaya pemimpin itu
tidak akan dipuja atau dikagumi oleh bawahannya. Bahkan bisa jadi pemimpin tak
berkharisma akan diremehkan dan dilecehkan oleh bawahannya sendiri.
Tapi, kata orang, kita semua adalah pemimpin. Jika bukan
untuk keluarga kecil kita, setidaknya kita adalah pemimpin bagi diri kita
sendiri. Nah, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memupuk kharisma
dalam diri Anda:
Keyakinan diri itu penting sekali. Kalau kita mengambil tindakan yang tidak
sesuai dengan sifat kita, kita akan gelisah. Padahal kegelisahan itu bisa
menjadi gara-gara kegagalan. Jika kemudian kita gagal, motivasi dan rasa
percaya diri pun merosot. Jadi sebelum mengerjakan sesuatu, sebaiknya kita
bertanya kepada diri sendiri, “Apakah ini saya kerjakan dengan senang hati?
Apakah saya memang ingin mengerjakannya atau hanya karena ingin membuat senang
orang lain?” Walaupun kita harus terbuka terhadap gagasan dan pengalaman baru,
sebaiknya jangan melakukan sesuatu yang jelas-jelas berlawanan dengan hati
nurani.
Hindari wajah muram. Wajah yang berseri-seri jelas lebih menarik daripada
wajah yang memble. Meskipun demikian,
ini tidak berarti kita harus pasang senyum sepanjang waktu dan terus menerus
mengajak orang bercanda sehingga lama kelamaan tidak lucu.
Ambil tindakan tegas, jika perlu. Berlatihlah pada soal-soal kecil dulu.
Misalnya, kita membeli makanan kaleng yang ternyata rusak. Maka kita kembalikan
barang itu. Dengan cara ini kita melatih kepercayaan diri, sehingga berani
mengambil tindakan pula pada saat menghadapi masalah besar.
Risi
mengutarakan pendapat itu tabu. Kita harus berani mengekspresikan pendapat
sendiri. Jangan cuma membeo. Dengan demikian baik pendukung maupun penentang
akan ingat kepada kita.
Ingat selalu pada orang lain. Ini cara yang paling efektif untuk membuat
orang lain juga menaruh perhatian kepada kita.
Spontanitas itu amat penting. Bila kita biasa serba teratur dan terkendali,
berusahalah sekali-kali impulsif. Soalnya, orang yang berkharisma itu spontan
juga.
Mantapkan diri pada bakat sendiri. Lihat bidang pekerjaan apa yang paling kita
kuasai dan sukai. Kerahkan segenap tenaga dan waktu untuk pekerjaan itu. Jangan
ragu-ragu mencoba sesuatu yang baru dan menguji kemampuan diri. “Saya tidak
tahu bagaimana mengerjakan ini” masih lebih baik daripada “Saya tidak dapat
mengerjakannya”. Soalnya, pernyataan yang kedua menutup segala kemungkinan
untuk berhasil, sedangkan pernyataan pertama masih membuka kesempatan untuk
belajar.
Andalkan inisiatif! Biasakan diri menjadi pelaksana. Segera lakukan perubahan
yang mungkin selama ini terus tertunda. Usahakan mencari penyebab (bukan
sekedar alasan) kemalasan Anda.
Memang kedelapan langkah ini tak mungkin dapat mengubah kepribadian
dalam semalam, tetapi jika benar-benar diterapkan, kemungkinan besar kharisma
di dalam diri Anda akan semakin berkembang.
Sumber: Majalah Intisari, Agustus 1989