Penyebab umum terjadinya halusinasi
pada orang yang berusia lanjut adalah demensia, penyakit Alzheimer, efek
samping obat, dan psikosis. Sebuah kondisi yang dikenal dengan sebutan Charles
Bonnet Syndrome juga bisa menyebabkan halusinasi. Pasien-pasien berusia lanjut
yang pernah atau sedang dalam penyembuhan stroke juga sering mengalami
halusinasi.
Ketika seorang
manula memperlihatkan gejala-gejala demensia, kadangkala ia mengalami paranoia
yang berbarengan dengan delusi dan halusinasi baik dalam hal pendengaran maupun
penglihatan. Seorang manula bisa begitu yakin bahwa ada sebuah benda atau
seseorang di hadapannya sehingga ia yakin bahwa ia “melihat” benda/orang yang
sebenarnya tidak ada, atau ia mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Ia
juga bisa merasa membaui sesuatu yang sebenarnya hanya ada dalam pikirannya.
Pada saat
seseorang yang mengidap penyakit demensia mengalami halusinasi, biasanya hal
tersebut terjadi karena adanya perubahan yang sistematis di dalam wilayah
otaknya. Perubahan sistematis ini, yang bisa berkontribusi pada munculnya delusi
dan halusinasi pada manula, umumnya terjadi di wilayah frontal dan temporal
pada otak. Delusi berbeda dari halusinasi dimana pasien tidak selalu melihat
atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada, tapi dia mengalami distorsi
pandangan atas situasi di sekitarnya.
Halusinasi
pendengaran atau penglihatan pada manula bisa terjadi pada kondisi yang disebut
Charles Bonnet Syndrome (CBS). Kondisi ini pada umumnya termanifestasi pada
pasien manula yang tuli atau kehilangan daya pendengaran dan pada manula yang
rabun atau pun mengalami kebutaan total. Pasien ini bisa benar-benar merasa
mendengar musik, melodi, atau suara-suara lainnya yang sebenarnya tidak ada. Pasien-pasien
yang mengalami CBS juga bisa melihat penampakan hewan atau tanda-tanda lain
yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi seperti ini biasanya terjadi pada pasien
yang, pada periode kehidupan dia sebelumnya, pernah bisa melihat atau
mendengar.
Stroke atau
trauma otak lainnya bisa menjadi penyebab langsung halusinasi. Sekali lagi,
cedera semacam ini akan mempengaruhi lobus temporal atau frontal. Ketika cedera
pada otak ini mempengaruhi wilayah-wilayah yang penting, gangguan berpikir dan
juga penglihatan bisa terjadi.
Halusinasi
pada manula bukanlah hal yang aneh. Jika pasien berada dalam sebuah situasi
yang asing, halusinasi acapkali terjadi. Selain itu, pasien-pasien yang melihat
sesuatu yang tidak ada juga bisa menjadi delusional dan membayangkan sebuah
situasi atau peristiwa yang sebenarnya tidak pernah/sedang terjadi.
Sumber:wisegeek.com