Umumnya orang memancing di suatu
perairan dalam posisi menunduk dan mendongak sesekali. Siapa tahu umpan perlu
diganti atau untuk mengetahui ikan apa yang menyangkut di mata kail. Tapi di
Pangandaran, Jawa Barat, posisi memancing di udara dilakukan secara
kebalikannya, yaitu mendongan terus dan sesekali menunduk melihat hasilnya.
Itulah salah
satu atraksi di objek wisata itu. Di tengah kerimbunan dan kesunyian hutan
cagar alam seluas ± 500 ha hidup ribuan kalong, sejenis kelelawar raksasa
dengan bentang sayap 1-2 m. Hewan peronda ini (siang tidur, malam kelayapan)
keluar dari peraduannya menjelang petang hari. Taburan kalong di atas langit
Pananjung menuju arah barat untuk mencari makan itu seperti mosaik di lembayung
senja. Hal yang sama tapi dengan nuansa berbeda terjadi pada pagi hari.
Apabila angin
musim timur tiba, yaitu antara April – September, itulah saatnya orang
memancing. Beberapa anak muda, bahkan orang tua, berduyun-duyun “melempar” mata
kail dan berharap memperoleh “ikan” berupa kalong tadi. Di samping sebagai obat
tradisional, daging kalong enak dimakan.
Berhubung sasarannya
ada di udara, maka sebagai pancingnya digunakan layang-layang. Dengan demikian,
pada petang hari di atas langit Pangandaran bertaburan layang-layang. Bukan festival
yang memang juga di adakan di situ, tetapi layang-layang itu adalah “pancing-pancing”
yang siap memangsa kalong. Mata kailnya dipasang di bawah layang-layang,
kira-kira berjarak 10-20 m dengan jumlah puluhan. Kalong-kalong di sana memang
terbangnya rendah.
Dengan bantuan
angin timur, layang-layang bisa dikendalikan untuk mengubek-ngubek langit Pangandaran yang berisi ribuan kalong. Kadang
kala sekali sabetan dapat menggaet dua sampai tiga ekor kalong. Kalong-kalong
tersebut akan menggelepar-gelepar bersama layang-layangnya. Terkadang tersungkur
di atas pohon, jatuh di atas jalan atau atap rumah, atau mendarat di atas kebun
orang.
Nah, siapa
yang berminat dengan olahraga yang menggabungkan dua keterampilan sekaligus ini
(layang-layang dan memancing) bisa mencoba di Pananjung Pangandaran. Bagi yang
hobi memancing, bisa dijadikan selingan. (Lili
Agustian)
Sumber: Intisari