Tuesday, August 19, 2014

Screen Time Pada Anak



Dalam bahasa Inggris saat ini ada yang disebut “screen time” yang terjemahan bebasnya dalam bahasa Indonesia adalah “waktu menatap layar”. Bisa dikatakan bahwa screen time adalah lamanya waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk menatap layar saat dia melakukan aktivitas tertentu yang melibatkan peralatan yang memiliki layar. Tentu saja layar yang dimaksud di sini bukanlah layar seperti pada perahu, melainkan layar monitor, peralatannya antara lain adalah televisi, komputer, smartphone, dan lain sebagainya. Muncul kerisauan di kalangan orang tua mengenai screen time pada anak-anak mereka. Adakah dampak negatif jika anak-anak memiliki terlalu banyak screen time? Bagaimanakah cara membatasi atau menguranginya? Katherine Lee, seorang pakar di bidang anak-anak usia sekolah menuliskannya di situs about.com.


Memangkas Screen Time Berarti Kesehatan dan Rangking yang Lebih Baik bagi Anak-anak.
Mengurangi waktu menonton televisi, menggunakan smartphone, dan komputer baik bagi anak-anak.

Oleh: Katherine Lee

Apabila Anda pernah bertanya-tanya apakah memang benar-benar penting untuk bertengkar dengan anak soal jumlah waktu yang dihabiskannya di depan TV, komputer, atau layar lainnya, maka jawabannya, menurut penelitian-penelitian yang dilakukan belakangan ini, adalah “ya”. Mengurangi waktu penggunaan peralatan-peralatan itu memungkinkan keluarga untuk lebih benar-benar menghabiskan waktu interaksi bersama dan berbicara satu sama lain, dan bisa memberi waktu lebih bagi anak-anak untuk bermain di luar rumah serta berolahraga atau membaca buku. Belakangan ini, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa memangkas screen time juga bisa memiliki efek positif terhadap kesejahteraan fisik, sosial, dan perilaku anak, dan bahkan bisa meningkatkan performa akademis mereka.

Bagaimana screen time yang terlalu banyak bisa merusak anak-anak

Riset telah menunjukkan bahwa anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk menggunakan peralatan media elektronik dibandingkan waktu mereka untuk melakukan aktivitas lain –rata-ratanya 7 jam per hari, menurut American Academy of Pediatrics (AAP). Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menatap layar telah dikaitkan dengan kurangnya waktu tidur, rangking yang rendah di kelas, dan resiko menderita kegemukan atau obesitas yang lebih besar. Itu hanyalah sedikit alasan mengapa AAP dan lembaga di bidang kesehatan anak lainnya mendesak para orang tua untuk membatasi screen time hanya tidak lebih dari satu atau dua jam per hari bagi anak-anak berusia 2 tahun ke atas. (AAP menyarankan para orang tua untuk menghindarkan screen time dalam bentuk apa pun bagi anak-anak dan bayi yang berusia di bawah dua tahun)

Permasalahan lain pada anak yang memiliki terlalu banyak screen time: ketika anak itu semakin besar dan semakin banyak menghabiskan waktu menatap layar, maka ada penurunan yang lumayan besar dalam hal keterlibatan mereka dalam aktivitas pendidikan, demikian menurut laporan terbaru dari Joan Ganz Cooney Center, sebuah kelompok riset nirlaba yang didirikan oleh Sesame Workshop.

Laporan Joan Ganz Cooney Center ini didasarkan pada sebuah survey nasional terhadap para orang tua dari 1.577 anak-anak  berusia 2 sampai 10 tahun. Para peneliti bertanya kepada para orang tua itu perihal penggunaan media oleh anak-anak mereka yang mencakup TV, DVD, video game, buku, e-reader, smartphone, tablet dan peralatan mobile lainnya. Mereka mendapati bahwa pajanan (exposure) anak-anak terhadap media edukasional (misalnya program-program edukasi seperti Sesame Street atau permainan matematika online) akan menjadi lebih jarang ketika si anak semakin besar, sekalipun jumlah screen time mereka semakin banyak. Anak-anak usia 2 sampai 4 tahun dilaporkan telah menghabiskan rata-rata 1 jam 37 menit sehari untuk menatap layar, dengan 1 jam 16 menit di antaranya dengan menonton materi-materi pendidikan. Sebaliknya, anak-anak berusia 8 sampai 10 tahun menghabiskan rata-rata 2 jam 36 menit menatap layar per hari dan hanya 42 menit di antaranya yang dihabiskan untuk media pendidikan. Dengan kata lain, perbandingan screen time yang dihabiskan untuk materi yang mengandung unsur pendidikan turun dari 78 persen untuk usia yang lebih muda menjadi 27 persen bagi anak yang lebih tua umurnya.


Keuntungan memangkas screen time

Salah satu penelitian terbaru menemukan bahwa pengawasan orang tua terhadap penggunaan media oleh anak-anak telah meningkatkan dan memperbaiki tidur si anak, menurunkan indeks massa tubuh, dan menghasilkan ranking atau peringkat si anak di sekolah. Penelitian itu, yang dipimpin oleh Douglas Gentile, PhD, seorang associate professor bidang psikologi dari Iowa State University dan pakar ternama di bidang pengaruh media pada anak dan orang dewasa, meneliti 1.323 anak-anak kelas tiga, empat, dan lima di Iowa dan Minnesota selama periode satu tahun pelajaran, atau tujuh bulan. Para peneliti menemukan bahwa ketika orang tua mengawasi penggunaan media oleh anak mereka –antara lain dengan membatasi jumlah waktu yang diizinkan bagi anak-anak untuk menggunakan komputer, TV, telepon, dsb,; membatasi konten; atau secara aktif membahas tema dan aspek-aspek lain dari konten yang mereka tonton—ada perubahan sosial, akademis, dan fisik yang terjadi pada anak-anak mereka. Anak-anak lebih banyak waktu tidurnya, memiliki peringkat dan nilai yang lebih baik, serta memiliki indeks massa tubuh (yakni sebuah ukuran tubuh yang didasarkan pada bobot dan tinggi) yang lebih rendah, dan agresi yang lebih rendah, ucap Dr. Gentile.

Orang tua mungkin tidak menyadari dampak dari pembatasan dan pengawasan screen time secara langsung, seperti halnya mereka tidak menyadari bahwa anak mereka bertambah tinggi dari hari ke hari, kata Dr. Gentile, tapi ada dampak yang disebut sebagai “ripple effect” atau efek riak olehnya.Mengawasi screen time dan konten tidak dengan segera menimbulkan perubahan, namun seiring waktu berjalan ada manfaat yang besar bagi kesehatan dan kesejahteraan anak. Menurut penelitian itu, semakin banyak pengawasan orang tua akan mengurangi jumlah total screen time pada anak dan mengurangi pajanan terhadap kekerasan media, yang pada gilirannya memunculkan manfaat-manfaat seperti perbaikan kualitas tidur, indeks massa tubuh yang lebih rendah, performa yang lebih baik di sekolah, perilaku sosial yang lebih baik, serta mengurangi agresi.


Strategi-strategi untuk membatasi dan mengawasi screen time pada anak

Tentukan batasan waktu – dan laksanakan dengan ketat. Tentukan aturan dan batasan waktu untuk screen time, entah itu berupa satu jam menonton TV setelah pekerjaan rumah atau tidak lebih dari 30 menit total untuk chatting dengan teman-teman. Dan seberapa besar pun godaannya untuk memberikan waktu lebih ketika si anak memohon, merengek, dan menawar, teguhlah dan bersikaplah sekonsisten mungkin.

Keluarkan layar dari kamar anak. Jangan izinkan anak Anda memiliki TV atau alat bermonitor lainnya di kamarnya. Memiliki TV sendiri di kamar tidak hanya berkaitan dengan nilai ulangan yang buruk, masalah tidur, dan kegemukan pada anak, ini juga soal godaan dan keinginan pada anak. Dan ingatlah bahwa sekarang ini bukan hanya TV—jangan izinkan anak Anda menyimpan iPad, smartphone, atau alat lainnya di kamar mereka.

Ketahuilah apa yang dilihat oleh anak Anda. Penelitian menunjukkan bahwa menonton atau melihat konten tayangan bersama anak dan secara aktif membahas tema tayangan itu, memikirkan secara kritis apa yang sedang ditonton, dan membicarakan soal pengaruh dan makna dari konten yang sedang dilihat, merupakan salah satu jenis pengawasan terbaik yang bisa dilakukan oleh orang tua. Biasakan diri Anda untuk mengetahui apa yang dilihat dan didengar oleh anak Anda ketika mereka sedang online, bermain video game, atau menonton TV. Dan yakinkan Anda bisa membatasi konten kekerasan yang terpajan pada anak Anda. Menurut Dr. Gentile, pakar pengaruh konten kekerasan di media, penelitian telah membuktikan bahwa konten kekerasan bisa mengubah perilaku anak.

Ingatkan pada diri Anda bahwa bertengkar dengan anak mengenai screen time adalah hal yang perlu dilakukan. Anak anda mungkin akan marah ketika screen time-nya dibatasi dan diawasi, namun ingatlah bahwa dalam jangka panjang ada banyak manfaat bagi anak Anda sendiri.



Sumber: about.com

Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?

Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...