Tuesday, August 12, 2014

Ada misteri apa di balik lukisan Mona Lisa?



Setiap tahun, enam juta pengunjung dari seluruh dunia datang ke Musée du Louvre di Paris untuk memandangi lukisan Mona Lisa yang termasyhur buatan Leonardo Da Vinci. Lukisan cat minyak di atas kayu poplar ini dibuat oleh Da Vinci selama empat tahun, sejak tahun 1503 sampai 1506. Berabad-abad setelah pembuatannya, karya seni ini telah memicu berbagai perdebatan dan munculnya berbagai teori mengenai misteri yang tersembunyi di balik senyum Mona Lisa.

Siapakah Mona Lisa?
Banyak pertanyaan yang muncul selama bertahun-tahun mengenai siapakah sebenarnya perempuan yang ada dalam lukisan tersebut. Orang-orang Italia menyebutnya La Gioconda yang artinya “perempuan yang berhati ringan”. Sebutan La Joconde yang diberikan oleh orang-orang Perancis kepadanya kurang lebih memiliki arti yang sama. Sebutan tersebut telah memicu berbagai gagasan dan teori mengenai senyuman Mona Lisa.

Salah satu teori yang paling terkenal menyatakan bahwa perempuan yang ada dalam lukisan tersebut adalah Duchess of Milan yang bernama Isabella of Aragon. Da Vinci adalah pelukis yang bekerja untuk keluarga Duke of Milan selama 11 tahun dan besar kemungkinan bahwa ia telah melukis istri dari penguasa Milan itu sebagai Mona Lisa. Para peneliti lain berpendapat bahwa lukisan itu kemungkinan menggambarkan seorang perempuan bangsawan yang bernama Giuliano de’ Medici yang menjadi penguasa di Florence pada tahun 1512 sampai 1516. Gagasan terbaru yang diajukan oleh Dr. Lilian Schwartz dari Vell Labs mengatakan bahwa Mona Lisa merupakan versi feminim dari sang pelukis, yakni Da Vinci sendiri. Melalui analisis digital, Schwartz menemukan bahwa karakteristik wajah Da Vinci dan perempuan yang ada di lukisan ini persis sejajar satu sama lainnya.


Meskipun telah ada berbagai teori seperti di atas, pada saat ini kebanyakan orang menyepakati bahwa lukisan Mona Lisa menggambarkan wajah Lisa Gherardini, istri ketiga dari seorang saudagar sutera dari Florence yang bernama Francesco del Giocondo. Sebenarnya judul lukisan tersebut, yaitu Mona Lisa, telah dibahas dalam biografi Da Vinci yang ditulis dan diterbitkan oleh Giorgio Vasari di tahun 1550. Vasari mengatakan bahwa kata Mona umum dipakai sebagai pengganti kata Madonna, yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai “Madam” atau “nyonya”. Dengan demikian, judul Mona Lisa secara sederhana artinya adalah “Nyonya Lisa”.

Bagaimanakan cara dia tersenyum?
Senyuman Mona Lisa yang penuh misteri telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, dan juga menjadi sumber keputusasaan bagi orang lainnya. Pada tahun 1852, Luc Maspero, seorang seniman Perancis, melompat dari lantai empat sebuah kamar hotel di Paris hingga tewas. Dalam catatan yang ditulisnya sebelum bunuh diri, ia menjelaskan bahwa ia memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah berjuang selama bertahun-tahun untuk mencoba memahami misteri di balik senyuman Mona Lisa. Saat ini, para pengunjung Musée du Louvre juga merasa tergelitik oleh pertanyaan yang sama: Bagaimana perempuan dalam lukisan itu tersenyum?

Orang-orang Italia menjawab pertanyaan ini dengan mengacu pada sebuah teknik melukis yang disebut sfumato, yang dikembangkan oleh Da Vinci. Dalam bahasa Italia, sfumato berarti “vanished” atau “smoky”, yang menyiratkan bahwa lukisan itu bersifat ambigu dan kabur, sehingga membiarkan para penikmatnya mengartikannya sesuai imajinasi mereka masing-masing. Teknik ini memanfaatkan campuran nada dan warna yang akan menghasilkan ilusi bentuk, kedalaman, dan volume pada lukisan.

Dr. Margaret Livingstone, seorang pakar neurosains dari Harvard, menjelaskan bahwa mata manusia terdiri dari dua wilayah – yakni fovea atau area sentral, dan area pinggir yang ada di sekeliling fovea. Fovea akan mengenali detil dan warna serta membaca tulisan-tulisan yang jelas, sementara itu wilayah pinggir mengidentifikasi bayangan, hitam dan putih, serta pergerakan. Ketika seseorang memandangi lukisan Mona Lisa, fovea pada matanya akan berfokus pada mata Mona Lisa, sementara wilayah pinggir pada mulut monalisa. Karena pandangan yang menggunakan wilayah pinggir tidak terlalu akurat dan tidak menangkap detil, bayangan tulang pipi Mona Lisa akan memperbesar lengkungan senyumnya.

Meskipun begitu, ketika orang yang memandang Mona Lisa menatap secara langsung pada mulut Mona Lisa, fovea pada matanya tidak menangkap bayangan dan lukisan itu tidak lagi tampak tersenyum. Oleh karena itu, penampakan dan hilangnya senyum Mona Lisa benar-benar disebabkan oleh pandangan orang yang memandang lukisan tersebut. Walaupun sudah banyak yang terungkap setelah penelitian selama bertahun-tahun, Mona Lisa tetaplah menjadi misteri sampai hari ini. Goresan Da Vinci yang brilian membuat lukisan ini tetap bisa membangkitkan rasa penasaran, kekaguman, dan inspirasi bagi mereka yang menatapnya.

Diterjemahkan dari wisegeek.com
Foto dari wikipedia

Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?

Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...