Monday, March 25, 2013

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MENTALITAS GEROMBOLAN?


Istilah “mentalitas gerombolan” (mob mentality) mengacu pada ciri perilaku unik yang muncul ketika orang-orang berada dalam sebuah kelompok yang besar. Istilah ini seringkali dipakai dalam pengertian negatif sebab istilah “mob” atau “gerombolan” biasanya menimbulkan kesan tentang kelompok orang yang bersifat chaotik dan agresif. Para psikolog sosial yang meneliti perilaku kelompok juga menggunakan istilah-istilah lainnya seperti “perilaku kawanan” (herd behavior), “mentalitas kawanan” (herd mentality), atau pun “histeria kerumunan”  (crowd hysteria) untuk menggambarkan perilaku yang mirip dengan hal tersebut. Ilmu mengenai mentalitas gerombolan digunakan untuk menganalisa situasi-situasi yang terentang antara masalah-masalah selama evakuasi hingga berhimpunnya khalayak yang kemudian mengarah kepada kekerasan.

Perilaku Kawanan
Ilmu perilaku kawanan tidak hanya meneliti kawanan manusia namun juga semua kawanan hewan. Manusia telah mengamati perilaku kawanan domba, lembu, ikan, dan jenis-jenis hewan lainnya selama berabad-abad, namun barulah pada awal abad ke-20 para pengamat itu mulai menerapkan teori-teori ilmiah mengenai perilaku kerumunan kepada manusia. Beberapa buku yang diterbitkan di tahun 1910an membahas tentang mentalitas gerombolan bersama-sama dengan berbagai cara untuk meminimalisir atau mengendalikannya.
Salah satu alasan mengapa terjadi perilaku kawanan adalah bahwa manusia dan hewan cenderung akan melakukan apa yang dilakukan oleh orang/hewan lain di sekelilingnya. Hal ini biasanya disebabkan oleh mereka yang bergabung ke dalam sebuah kelompok akan menganggap sesuatu yang dilakukan oleh beberapa orang lainnya tentulah memiliki manfaat, sebab kalau tidak, tentulah mereka tidak akan melakukannya. Sebagai contoh, orang-orang menganggap bahwa sebuah restoran yang ramai tentulah makanannya enak, kalau tidak, tentulah restoran itu tidak akan sesibuk itu. Di sebagian besar kasus, proses pemikiran seperti ini berlangsung secara alami atau melalui alam bawah sadar, yang mana merupakan alasan mengapa hewan-hewan ambil bagian dalam perilaku kawanan.


Mentalitas Kawanan
Istilah “mentalitas kawanan” sering dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang melibatkan lebih banyak pemikiran sadar ketimbang sekadar perilaku kawanan. Jenis mentalitas ini bisa dipengaruhi oleh hal-hal semacam tekanan dalam pertemanan, kecocokan dengan orang lain, kebutuhan untuk diterima, dan hasrat untuk rasa saling memiliki. Hal-hal tersebut acap menyebabkan orang yang berada dalam kelompok untuk berperilaku dengan cara yang sama dengan orang lain yang ada dalam kelompok itu. Sebagai contoh, seseorang bisa saja memilih mendengarkan musik yang berbeda ketika ia berada dalam kelompok teman-temannya dibanding dengan ketika ia sendirian sebab teman-teman dalam kelompoknya itu mungkin akan mengolok-oloknya jika ia memilih jenis musik yang berbeda. Contoh lainnya adalah remaja yang minum minuman beralkohol atau merokok karena adanya tekanan dalam lingkungan pertemanannya.

Mentalitas Gerombolan
Faktor-faktor ikut diperhitungkan ketika istilah “mentalitas kawanan” digunakan untuk mengacu pada hal yang negatif. Dua sebab utamanya adalah anonimitas yang lebih besar dalam sebuah kelompok dan distribusi tanggungjawab atas tindakan kelompok. Faktor-faktor ini kadangkala membuat seseorang percaya bahwa mereka bisa bertindak dengan cara tertentu di dalam sebuah kelompok dan tidak akan menerima tanggungjawab yang sama besarnya jika ia melakukannya sendirian sebab akan sulit untuk mengidentifikasi setiap orang yang terlibat. Ia juga akan tidak terlalu merasa bersalah karena orang lain juga melakukan pengrusakan yang sama.
Faktor mentalitas gerombolan lainnya adalah perasaan bingung atau bahkan panik yang bisa muncul dalam sebuah kelompok besar. Satu contoh untuk hal ini bisa dilihat ketika orang-orang yang sedang berada dalam kerumunan mendadak berlari ke satu arah tertentu. Meskipun banyak orang dalam kerumunan itu yang mungkin tidak tahu mengapa hal tersebut terjadi, mereka melihat ketergesaan dalam kelompok dan kemudian ikut-ikutan bergerak ke arah itu juga. Dalam kasus yang ekstrem, ketergesaan dan panik akan meningkat, menciptakan semacam histeria kerumunan, dan beberapa orang mungkin akan terinjak-injak ketika sejumlah besar orang mencoba bergerak ke satu arah yang sama secepat mungkin. Bahkan untuk sesuatu yang kelihatannya tidak berbahaya seperti obral di toko, mentalitas gerombolan bisa muncul ketika lusinan pembeli bergerak tergesa-gesa memburu barang-barang yang diobral, saling mendorong dan menyingkirkan serta berkelahi memperebutkan barang tersebut.


Sumber: wisegeek.com

Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?

Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...