Diorama yang menggambarkan gurita raksasa |
Ada sebuah pepatah lama yang
mengatakan “Kita lebih mengenal permukaan bulan dibandingkan apa yang ada di
dasar lautan terdalam”. Pepatah ini semakin lama semakin terbukti relevan. Mahluk
seperti apa yang sebenarnya bergentayangan di dasar samudera?
Di sekitar kepulauan Bahama dan pantai
di wilayah tenggara Amerika ada kisah tentang gurita raksasa yang menangkapi
para perenang dan perahu-perahu kecil yang tersesat di lautan. Orang-orang di
kepulauan itu menyebutnya ‘Lusca’ dan meyakini gurita tersebut bersemayam di
gua-gua bawah laut. Meskipun demikian, tidak pernah ada seorang pun yang pernah
melihat mahluk seperti itu di lautan atau mungkin bisa selamat untuk
menceritakannya.
Di suatu sore di bulan November
1896, dua orang laki-laki sedang bersepeda di sepanjang pantai di kota mereka
St. Augustine, Florida. Ketika mereka melihat ke arah pantai, mereka melihat
sebuah bangkai berukuran raksasa. Panjang bangkai itu sekitar 7 meter, lebarnya
5,4 meter, tingginya mencapai 1,2 meter, dan tampaknya mahluk itu memiliki
banyak kaki. Kedua orang itu memutuskan untuk melaporkannya pada Dr. Dewitt
Webb, pendiri St. Augustine Historical Society and Institute of Science, yang
kemudian datang untuk menyelidiki bangkai tersebut. Webb memotret bangkai
tersebut dan mencatat bahwa bangkai tersebut memiliki warna merah muda
keperakan, dan mengambil sampel dari bangkai itu. Webb mencatat bahwa kulit
bangkai itu kebal pukulan kapak, tebal kulit mencapai tiga setengah inci. Ia juga
memperkitakan bahwa bobot bangkai itu sekitar enam hingga tujuh ton. Dibutuhkan
empat ekor kuda dan sejumlah orang penduduk setempat untuk bekerja keras
menyeretnya sepanjang 12 meter untuk menghindari gulungan ombak.
Bangkai yang terdampar di Florida. Gurita raksasa-kah? |
Webb yakin bahwa bangkai
tersebut bukanlah bagian tubuh dari seekor paus dan bangkai tersebut adalah
sejenis gurita raksasa, maka kemudian ia mengirimkan surat yang menggambarkan
bangkai tersebut kepada beberapa ilmuwan terkemuka saat itu. Salah satu yang
dikirimi surat oleh Webb adalah Profesor Verrill dari Museum Nasional (sekarang
disebut Smithsonian) di Washington DC. Verrill menyatakan bahwa mahluk itu
sebenarnya adalah seekor cumi-cumi. Ketika kemudian Webb mengirimkan lebih
banyak informasi kepadanya, ia berubah pikiran dan mengatakan bahwa bangkai itu
adalah bangkai gurita. Verrill mengatakan bahwa panjang tentakel gurita itu
bisa mencapai 30,5 meter. Verrill
menolak untuk melihat bangkai itu secara langsung atau menyediakan data atau
sumber daya untuk mengawetkan monster laut itu. Meskipun demikian, anehnya dia
memutuskan menamai spesies baru itu menurut namanya sendiri, dan menyebutnya ‘Octopus
Giganteous Verrill’. Terakhir, ia berubah pikiran lagi setelah menerima sampel
jaringan dari bangkai itu dan menyebutkan bahwa bangkai tersebut mungkin
hanyalah kepala dari seekor paus sperma. Webb merasa kecewa dan ia mengawetkan
sebanyak mungkin sampel dari mahluk itu sebisanya. Akhirnya, bangkai itu
dihanyutkan lagi ke laut.
Selama lebih dari 50 tahun
kemudian, dua pakar biologi kelautan, Dr. F.G. Wood dan Dr. J.F. Gennaro Jr,
menemukan kisah-kisah monster laut St. Augustine itu dari kliping-kliping koran
lama. Mereka mengirimkan permohonan kepada Smithsonian dan mengambil
sampel-sampel yang pernah dikirimkan Webb kepada Verrill. Wood pernah bekerja
di kepulauan Bahama dan akrab dengan kisah Lusca yang terkenal di sana. Legenda-legenda
menyebutkan bahwa Lusca adalah seekor gurita raksasa yang panjang tangannya
mencapai 23 meter dan hidup di lubang-lubang di dasar laut yang dalam. Dengan melihat
sampel-sampel yang ada, Wood dan Gennaro menyimpulkan bahwa sampel itu memang
berasal dari seekor gurita berukuran besar. Akhirnya, setelah sekian lama, Webb
terbukti benar.
Di tahun-tahun belakangan ini,
contoh-contoh sampel dari mahluk-mahluk laut yang berukuran besar dan belum
dikenal sebelumnya sudah ditemukan. Kisah-kisah tentang gurita raksasa telah
diceritakan sepanjang jaman, namun baru pada abad ke-20 catatan ilmiah yang
akurat benar-benar ada. Bahkan pada masa sekarangpun, kisah-kisah aneh tentang
gurita raksasa masih tetap muncul. Nelayan-nelayan Perancis belakangan ini
diserang oleh seekor mahluk laut yang berkaki banyak, dan para pakar biologi
kelautan berulang kali menemukan sisa-sisa cumi-cumi yang ukurannya lebih besar
dari yang pernah ada.
Saat ini, penemuan cumi-cumi raksasa
terbesar terjadi di bulan April 2003 ketika seekor cumi-cumi raksasa ditemukan
di perairan Antartika. Cumi-cumi itu belum dewasa namun panjang keseluruhan
tubuhnya sudah mencapai 15 meter lebih. Gurita, di sisi lain, jika dibandingkan
cumi-cumi, bisa dibilang berukuran kecil. Gurita paling besar yang pernah
ditemukan, tertangkap di bulan Maret 2002, hanya berukuran 4 meter. Dengan demikian,
mahluk yang ditemukan di St. Augustine masih merupakan fenomena yang belum
terjelaskan sepenuhnya.
Dari buku 100 Strangest Mysteries