Ketika para Conquistador menyerang dan menjarah kebudayaan kuno Aztek dan Inca, para tetua suku itu menceritakan pada mereka tentang rumor yang luar biasa. Mereka mengatakan bahwa ada sebuah suku yang tinggal jauh di dalam rimba yang tubuh rajanya diselimuti oleh bubuk emas dan berenang di danau emas. Inilah kisah tentang ‘El Dorado’ atau ‘Manusia Emas’. Salah satu orang Spanyol yang dikirim untuk menemukan tanah fantasi itu adalah Jimenez de Quesada. Pada tahun 1536, Quesada dan 500 orang prajurit masuk ke wilayah rimba di sebelah baratlaut dari wilayah yang kini disebut Columbia. Setelah beberapa hari melewati saat-saat yang sangat keras untuk menembus hutan rimba yang rapat dan berbahaya, mereka sampai di sebuah dua perkampungan suku Chibcha, sebuah suku yang memiliki kekayaan yang berlimpah. Mereka memiliki emas, perak, dan berbagai batu permata, namun mereka tidak mengetahui kisah tentang ‘El Dorado’. Meskipun demikian, mereka mengatakan kepada Quesada bahwa ada sebuah danau di tengah-tengah lubang kawah vulkanis di atas dataran tinggi Bogota, yang letaknya tak jauh dari perkampungan itu.
Penduduk asli itu mengungkapkan bahwa danau itu disebut Guatavita dan setiap tahun sebuah upacara Manusia Emas yang aneh dilakukan di danau tersebut. Para saksi di suku itu mengatakan bahwa perayaan itu digunakan untuk mempersembahkan kurban dan sesaji bagi para dewa yang mereka puja. Tubuh raja suku itu dilumuri lumpur yang lengket lalu ditaburi bubuk emas. Ia dan empat kepala suku lainnya kemudian naik ke sebuah rakit dengan membawa perhiasan dan harta mereka yang paling berharga, sementara anggota sukunya memainkan alat-alat musik dari tepi danau. Ketika raja dan kelompoknya itu mencapai tengah danau mereka melemparkan persembahan itu ke dalam danau dan kemudian sang raja mandi untuk menghilangkan bubuk emas yang menutupi tubuhnya. Quesada melakukan perjalanan ke danau itu namun sama sekali tidak menemukan petunjuk apapun tentang harta karun. Orang-orang Spanyol lainnya mendengar rumor tentang Guatavita itu dan usaha pertama untuk mengeruk danau dimulai pada tahun 1545.
Seiring berlalunya waktu, setiap ekspedisi baru mendengar versi berbeda mengenai legenda El Dorado. Setiap ekspedisi itu masuk ke dalam rimba dan yakin mereka akan menemukan kekayaan di dalamnya. Tak ada satupun yang berhasil, namun mereka memang mendapati hal-hal lain yang menarik. Pada tahun 1537, seorang petualang bernama Francisco de Orellana mencoba menemukan kota emas dengan menghiliri sungai Napo. Orellana sampai di ujung sungai Napo dan menyadari bahwa ternyata sungai itu adalah anak sungai dari sebuah sungai yang amat besar. Pada saat perahunya terapung-apung di sungai besar itu, sebuah suku yang terdiri dari kaum wanita yang jahat dengan bersenjatakan panah, menyerang perahunya. Para wanita itu mengingatkan Orellano pada orang-orang Amazon dari Scythia dalam legenda Yunani dan dia menamai sungai yang dilewatinya itu dengan nama ‘Amazonas’.
Pada tahun 1584 rumor lain muncul. Konon, menurut rumor itu, suku Inca yang berhasil kabur dari serangan orang-orang Spanyol telah membangun sebuah kota emas baru yang disebut Manoa. Rumor ini tidak terpisahkan dari legenda El Dorado dan pada tahun 1595, pengelana Inggris Sir Walter Raleigh mencoba menemukan Manoa dan emasnya untuk dipersembahkan pada Ratu Elizabeth I. Ia gagal dan sebuah ekspedisi lanjutan pada tahun 1617 yang juga gagal membuatnya dieksekusi. Selama bertahun-tahun, muncul lagi mitos lain mengenai danau ajaib bernama Parima. Danau itu konon identik dengan Danau Guatavita yang dulu ditemukan Quesada. Meskipun demikian, lebih banyak lagi ekspedisi yang dikirim ke kedalaman rimba, susah payah mencoba merintis jalan menembus kelebatan hutan hingga akhirnya mereka kehabisan makanan, dana, manusia, atau kesabaran.
Sementara itu, orang-orang Spanyol lainnya telah memutuskan untuk meneruskan upaya mencapai dasar Danau Guatavita. Pada tahun 1580, Antonio de Sepulveda, seorang pedagang yang tinggal di Bogota, mengerahkan 8000 penduduk pribumi untuk mengeringkan danau itu dengan cara membuat saluran keluar di tepi danau. Ia memang bisa menghilangkan sejumlah besar air dan menemukan emas yang lumayan banyak, namun tanggul yang ia bangun runtuh dan mengakibatkan kematian banyak pekerjanya dan akhirnya pekerjaan itu ditinggalkan. Upaya untuk mengeringkan danau selanjutnya terus dilakukan hingga abad keduapuluh dan banyak artefak yang memiliki nilai sejarah tinggi ditemukan, namun tidak sebanyak jumlah yang disebutkan dalam legenda.
Tidak diragukan lagi, meskipun sudah dilakukan berbagai upaya pencarian ke dalam hutan, para Conquistador itu tidak pernah bisa menyingkapkan rahasia hutan Amazon. Ilmu biologi, botani, dan antropologi menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak potensi penemuan-penemuan baru. Apakah para orang Spanyol itu memang menemukan danau El Dorado. Hampir dipastikan bahwa Danau Guatavita-lah danau yang disebutkan dalam legenda itu. Namun tidak ada seorangpun yang pernah menemukan Manoa, dan jika mitos El Dorado ternyata memang nyata, ada alasan yang kuat untuk menduga bahwa legenda Manoa juga benar-benar ada.
(diterjemahkan dari buku 100 Stangest Mysteries)
Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?
Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...
-
Alam semesta adalah ruang terbuka luas yang terdiri dari milyaran galaksi dan bintang-bintang. Galaksi yang kita tempati disebut Bima...
-
Peradangan di sinus dan sakit gigi seringkali terjadi bersamaan. Tekanan sinus, terutama di sinus maksilaris, bisa menyebabkan rasa sa...
-
Sejarah as sekop atau ace of spades berkaitan erat dengan sejarah kartu remi pada umumnya, meskipun memang ada beberapa aspek yang u...