Stress dan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak dikenal bisa memicu munculnya perilaku manusia yang menarik, antara lain munculnya ucapan gugup yang tak putus-putus. Ada beberapa orang yang menutupi perasaan gugup mereka dengan cara berbicara terus menerus, sebuah kondisi yang kadangkala disebut sebagai logorrhea. Meskipun demikian, banyak kasus logorrhea sejati justru berkaitan dengan kondisi maniak bukan berkaitan dengan sikap berbicara yang terus menerus pada saat seseorang naik pesawat untuk pertama kalinya atau seorang pembicara publik yang gugup. Bagi sebagian besar orang, pembicaraan gugup ini berperan sebagai sebuah mekanisme penenangan diri sebagai reaksi terhadap stressor-stressor tertentu.
Tidak setiap orang menjadi banyak berbicara ketika merasa gugup. Beberapa orang cenderung terdiam tak bisa berkata-kata ketika berhadapan dengan situasi yang menekan. Tampak suka berbicara atau supel adalah hal terakhir yang ingin mereka lakukan. Namun sejumlah orang mendapati bahwa pembicaraan gugup bisa menjadi sebuah cara untuk meringankan stress, setidaknya bagi diri mereka sendiri. Selama mereka bisa terus berbicara, pikiran dan rasa takut lainnya tidak bisa memasuki alam kesadaran mereka. Seorang yang gugup jika naik pesawat terbang, misalnya, bisa bicara terus sepanjang proses take-off sebagai cara untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak akan terjadi apa-apa.
Ada juga orang yang banyak berbicara ketika gugup sebagai cara untuk membangun ikatan sosial dengan orang lain, meskipun tidak sempurna. Seorang pelamar kerja yang gugup bisa menghabiskan waktunya untuk ngobrol dengan pelamar lainnya agar dirinya merasa tenang sebelum wawancara dilangsungkan. Dengan mengekspresikan rasa takutnya dan melakukan obrolan kecil, ia bisa saja mampu mendapatkan kepercayaan diri yang memadai untuk menghadapi wawancara dengan lebih baik. Pembicaraan gugup yang dilakukan oleh seseorang seringkali bisa mendorong orang lain untuk berbagi pengalaman dan perhatian mereka sendiri.
Alasan lain mengapa beberapa orang terlalu banyak berbicara ketika merasa gugup adalah terjadinya semacam hilangnya fokus secara temporer. Seringkali hal ini terjadi ketika seorang pembicara melupakan bagian yang penting dari pidatonya dan ia terpaksa harus membuat improvisasi. Rasa takut kehilangan fakta atau pengamatan yang penting bisa menyebabkan beberapa orang menjadi terlalu banyak berbicara. Beberapa pembicara bisa saja merasa gugup akibat adanya pembatasan waktu berbicara, sehingga mereka akan berbicara lebih cepat dari biasanya. Meskipun demikian, jika orang itu telah mampu “mengumpulkan” dirinya sendiri, kebutuhan untuk banyak bicara seringkali hilang dengan cepat.
(sumber: www.wisegeek.com)
Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?
Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...
-
Alam semesta adalah ruang terbuka luas yang terdiri dari milyaran galaksi dan bintang-bintang. Galaksi yang kita tempati disebut Bima...
-
Peradangan di sinus dan sakit gigi seringkali terjadi bersamaan. Tekanan sinus, terutama di sinus maksilaris, bisa menyebabkan rasa sa...
-
Sejarah as sekop atau ace of spades berkaitan erat dengan sejarah kartu remi pada umumnya, meskipun memang ada beberapa aspek yang u...