Tuesday, September 10, 2013

HELIOTERAPI DARI MASA KE MASA



Istilah heliotherapy dicetuskan oleh orang Yunani kuno untuk menyatakan pengakuan mereka akan pentingnya sinar matahari bagi kehidupan. Melekat dalam ide heliotherapy itu adalah kepercayaan bahwa sinar matahari memiliki kekuatan untuk terapi dan penyembuhan.
Ternyata kepercayaan itu tetap hidup di abad ke-20. Selama itu pula belum ada yang mempertanyakan tentang pentingnya pembatasan paparan radiasi matahari, misalnya, dalam proses-proses biologi, seperti produksi vitamin D, dan fenomena psikologis, seperti depresi serta gangguan emosional akibat perubahan musim. Juga tidak ada yang mempertanyakan gangguan yang bakal muncul akibat paparan sinar matahari dalam jangka panjang.
Sampai tahun 1920-an, terapi matahari dikenal secara luas. Di Jerman, misalnya, tentara yang terluka dalam PD I dan pulang untuk tujuan penyembuhan di rumah akan menjalani helioterapi. Dia barangkali akan berusaha “menangkap” sinar matahari dalam jumlah jauh lebih banyak ketimbang kebanyakan kita di masa kini.

Orang pada masa itu mestinya cukup dipengaruhi beberapa penemuan ilmiah tentang sinar UV di tahun-tahun menjelang PD I, yakni Niels Finsen yang sukses menangani TBC kulit dengan radiasi sinar UV. Berkat temuan itu Finsen memperoleh Hadiah Nobel di tahun 1903. Selain itu, selama PD I dokter bedah militer menggunakan sinar matahari untuk melakukan disinfeksi dan penyembuhan luka para tentara di klinik terapi sinar matahari di Black Forest, atau institusi yang sama di Pegunungan Alpen, Swiss.
Dalam dekade itu pula dua selebriti Perancis menjadikan tanning (penggelapan warna kulit) sebagai gebrakan mode. Coco Chanel, perancang terkenal, kembali ke Paris setelah berpesiar di atas kapal Duke of Westminster dengan warna kulit gelap. Ini memberikan pengaruh besar pada publik.
Ditambah lagi warna kulit alami yang coklat dari penyanyi Josephine Baker membuat wanita di seluruh dunia mencoba menyamai warna kulitnya. Pakaian renang yang semula didesain untuk menutupi kulit, mulai dibuat semakin terbuka. Kosmetik berubah dari putih menjadi agak gelap (beige).
Selama tahun 1930-an paparan sinar matahari sudah dijadikan ukuran kesehatan publik. Pada saat itu penyakit-penyakit macam TBC dan rickets (keadaan akibat kekurangan vitamin D) umum terjadi di kota-kota industri Eropa dan Amerika Utara. Maka, pemaparan sinar matahari pada seseorang yang dianggap rentan terhadap salah satu penyakit sudah bisa diterima. Jadi, sinar matahari digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit.
Para arsitek pun memperkenalkan desain bangunan yang memungkinkan sinar matahari masuk ke dalamnya untuk mencegah infeksi. Melihat sinar matahari mampu membunuh bakteri, mereka mendesain rumah sakit dan klinik untuk terapi sinar matahari.
Namun, paparan berlebihan dari sinar matahari ternyata memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan kulit. Anak cucu para tawanan kriminal Inggris yang dibuang ke Australia dan penduduk Australia dari Eropa misalnya, diketahuio memiliki tingkat tertinggi kanker kulit dari populasi yang diketahui. Di negara benua itu mereka mendapat paparan sinar matahari secara berlebihan. Maka, tidak sampai tahun 1970-an dan 1980-an, kepedulian terhadap kanker kulit mulai menyeimbangkan pentingnya pelindung kulit. Sampai 1979, USA Food and Drug Administration (Badan POM-nya Amerika Serikat) menyimpulkan bahwa tabir surya dapat membantu mencegah kanker kulit. Orang Amerika, paling tidak, tetap ambivalen tentang matahari dan kulit mereka. Tanning di dalam ruangan semakin populer meskipun tingkat kanker kulit bertambah. Maklum saja, bahkan sampai akhir 1990-an kebanyakan orang Amerika tetap merasa bahwa orang terlihat lebih sehat dengan warna kulit yang gelap (coklat).
Bagaimanapun, mulai diketahuinya dampak buruk paparan sinar matahari yang berlebihan telah membuat kekuatan penyembuhan dengan sinar matahari sempat dilupakan. (Dari pelbagai sumber/Gde)

Sumber: Majalah Intisari

Apa sih yang dimaksud dengan mamihlatinatapai?

Di siang yang panas, udara di dalam kamar terasa tak tertahankan. Padahal pintu dan jendela sudah dibuka lebar-lebar. Andi yang sedang berba...