Merokok adalah salah satu jenis kecanduan yang sulit dihentikan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa rokok lebih bersifat adiktif dibandingkan kokain, heroin, maupun alkohol. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), merokok lebih banyak membunuh orang daripada penyakit apapun di dunia. Dengan adanya bukti semacam ini, mengapa orang-orang masih terus merokok?
Sebagian besar orang yang merokok melalukannya karena mereka tidak bisa berhenti. Nikotin adalah sebuah zat yang sangat adiktif yang bisa membuat orang-orang merasa berenergi dan awas. Para perokok sangat membutuhkan rokok dan jika mereka menghentikannya bisa timbul gejala sakaw yang antara lain sulit tidur dan terus menginginkan rokok. Tujuh puluh persen orang yang berhenti merokok akhirnya merokok lagi.
Iklan rokok juga memiliki pengaruh yang besar terhadap alasan mengapa orang merokok. Selama bertahun-tahun, industri rokok berusaha membuat perilaku merokok tampak glamor melalui iklan-iklan di film, televisi, dan baliho. Meskipun iklan rokok sekarang sudah dikendalikan, pengaruhnya masih bisa dirasakan dalam bentuk sampel rokok gratis, tokoh kartun yang merokok, dan iming-iming benda-benda keren yang bisa didapat dengan menukarkan kupon yang tercetak pada bungkus rokok. Banyak orang yang mengklaim bahwa merokok membuat badan mereka tetap kurus, namun yang terjadi sebenarnya adalah merokok menurunkan kemampuan indera perasa sehingga banyak perokok yang hanya makan sedikit karena mereka tidak terlalu menikmati rasa pada makanan.
Merokok juga menghasilkan ketergantungan psikologis. Banyak orang merokok karena merokok bisa membantu mereka merasa rileks dan bisa menghadapi situasi yang sulit, atau karena merokok menimbulkan rasa percaya diri. Beberapa perokok lain merokok ketika mereka merasa bosan. Merokok menghasilkan semacam rasa puas yang sulit untuk dihentikan. Pada akhirnya, orang yang merokok biasanya berada dalam keadaan penyangkalan – mereka tahu bahwa merokok itu buruk namun mereka mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa “merokok tidak seburuk kedengarannya”.
Merokok juga menjadi sebuah kegiatan sosial. Banyak orang yang merokok melakukannya sebagai cara untuk memulai sebuah obrolan dan berinteraksi dengan orang lain di tempat-tempat umum. Perilaku ini disebut sebagai “social smoking” dan biasanya dibarengi dengan minuman beralkohol sebagai pelengkapnya.
Banyak remaja yang mulai merokok karena tekanan dari teman-temannya. Mereka bisa juga merokok karena bisa merasa jadi lebih dewasa atau sebagai bentuk pemberontakan terhadap orang tua mereka. Sudah terbukti bahwa seorang anak akan merokok jika orang tuanya juga perokok.
(diterjemahkan dari wisegeek.com)